Friday, March 30, 2007

WHO dan UNAIDS Umumkan Sunat Kurangi Risiko HIV 60%

30/03/2007 06:05 WIB

Melly Febrida - detikcom

Genewa - Perkembangan penyakit HIV/AIDS cukup mengkhawatirkan, hingga kini pun belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya. Dari konsultasi beberapa ahli internasional sunat merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko penularan HIV/AIDS.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Sekretariat UNAIDS mempertemukan para ahli internasional dalam sebuah konsultasi untuk menentukan apakah sunat laki-laki sebaiknya dianjurkan bagi upaya pencegahan infeksi HIV.

"Sunat laki-laki mampu mengurangi risiko infeksi HIV melalui hubungan heteroseksual pada laki-laki sebesar 60 persen," kata Direktur Departemen HIV/AIDS WHO Dr Kevin De Cock dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (30/3/2007).

Menurut Cock rekomendasi ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya pencegahan HIV. Dan kini telah ada bukti kuat dari tiga uji coba terkendali secara acak yang dilakukan di Kisumu, Kenya; Distrik Rakai, Uganda (dibiayai oleh US National Institutes of Health) dan Orange Farm, Afrika Selatan (dibiayai oleh French National Agency for Research on AIDS).

Cock menjelaskan hasil ini mendukung berbagai temuan dari penelitian yang juga menyiratkan bahwa hubungan geografis yang digambarkan antara prevalensi HIV yang lebih rendah dan tingkat sunat laki-laki yang lebih tinggi dalam beberapa negara di Afrika. Saat ini diperkirakan ada 665 juta laki-laki, atau 30% laki-laki di seluruh dunia, yang telah disunat.

Contoh-contoh yang ada menunjukkan bahwa sunat laki-laki di Afrika sub-Sahara dapat mencegah 5.7 juta kasus infeksi HIV baru dan 3 juta kematian dalam waktu 20 tahun.

Sementara itu Associate Director, Bagian Kebijakan, Bukti dan Kemitraan di UNAIDS mengatakan sunat tidak memberikan perlindungan menyeluruh terhadap HIV. Laki-laki dan perempuan yang menganggap sunat sebagai alat pencegahan HIV harus terus menggunakan berbagai bentuk perlindungan seperti kondom, menunda debut seksual, dan mengurangi jumlah pasangan seksual.

Selain itu, perlu diperhatikan risiko yang dihadapi dari sunat laki-laki meski secara umum rendah. Sunat dapat berakibat serius bila dilakukan di tempat yang tidak higienis dan dilakukan oleh penyedia layanan yang tidak ahli, atau dengan peralatan yang tidak memadai.(mly/mly)