Apr 03, 2007 at 10:07 AM
Canberra (SIB)
Bangsa Indonesia tidak akan pernah melupakan pengabdian dan pengorbanan para tentara Australia yang gugur dalam misi mulia membantu ribuan warga masyarakat Pulau Nias, Sumatera Utara (Sumut), yang menderita akibat bencana gempa bumi 2 April 2005 lalu.
“Dipastikan, Indonesia tidak akan pernah melupakan aksi mereka yang tak menghiraukan diri mereka sendiri. Pengorbanan mereka itu telah semakin mendekatkan hubungan Indonesia dan Australia. Pengorbanan mereka akan senantiasa mengingatkan kita bahwa nasib kedua bangsa akan selalu saling terkait,” kata Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, di Canberra, Senin.
Dubes Hamzah Thayeb menghadiri peringatan dua tahun tragedi jatuhnya helikopter Sea King di Kabupaten Nias yang menewaskan sembilan dari 11 prajurit negara itu saat mereka menjalani misi kemanusiaan di sana 2 April 2005.
Acara peringatan yang berlangsung di Russel Offices, Departemen Pertahanan Australia, Senin pagi itu dihadiri para tentara yang selamat beserta keluarganya, anggota keluarga prajurit yang gugur, Menteri Pertahanan Australia Brendan Nelson, Kepala Staf AL Laksamana Madya RE Shalders, dan Kepala Staf AU Marsekal GD Shepherd AO.
Dubes Hamzah Thayeb lebih lanjut mengatakan, misi kemanusiaan yang dijalankan para prajurit itu merupakan pekerjaan mulia yang dilakukan secara profesional dan penuh keberanian. Mereka sangat memahami bahwa pekerjaan itu selalu membawa risiko tinggi.
“Berbicara dari relung hati yang paling dalam dan atas nama seluruh bangsa Indonesia,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, mereka gugur dalam kehormatan, kehormatan dari pengorbanan tertinggi, kehormatan dari sebuah tindakan yang tak menghiraukan diri untuk menolong mereka yang menderita dan membutuhkan pertolongan,” katanya mengutip pernyataan Presiden Yudhoyono saat berkunjung ke Australia dua tahun lalu.
“Kami menghormati dan menundukkan kepala kepada para pejuang kemanusiaan besar ini. Kami berdoa bagi mereka dan senantiasa berharap kekuatan diberikan kepada sanak keluarga dan handai taulan mereka,” katanya.
Bagi para prajurit yang luput dari tragedi itu, bangsa Indonesia juga senantiasa mengingat mereka dan tindakan mulia mereka.
“Anda semua telah melakukan pelayanan besar kepada Indonesia dan kami tidak mampu berucap terima kasih lebih dari cukup,” katanya.
Dubes Hamzah Thayeb mengatakan, bangsa Indonesia menghormati seluruh orang Australia yang telah membantu para korban bencana tsunami dan gempa bumi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Kabupaten Nias, Sumut.
“Kekuatan, keberanian, kemurahan hati, dan pengorbanan kalian menjadi inspirasi bagi kami. Hari ini, rakyat Aceh dan Nias bisa tersenyum gembira karena anda,” kata Dubes Hamzah Thayeb.
Sembilan prajurit Australia gugur di Nias akibat helikopter milik HMAS Kanimbla yang mereka tumpangi jatuh ketika melaksanakan misi kemanusiaan guna membantu ribuan warga pulau kecil itu setelah gempa bumi memporakporandakan kota Gunung Sitoli dan beberapa wilayah lain di Nias dua tahun lalu.
Ke-sembilan personil Angkatan Bersenjata Australia yang gugur dalam tugas itu adalah Letnan Mathew Davey, Letnan Matthew Goodall, Letnan Paul Kimlin (pilot), Letnan Jonathan King (pilot), Stephen Slattery, Scott Bennet (personil AL), Kepala Skuadron Paul McCarthy, Letnan Penerbang Lyn Rowbottom, dan Sersan Wendy Jones (personil AU).
Gempa bumi berkekuatan 8,2 pada Skala Richter di Nias itu terjadi 28 Maret 2005 atau sekitar empat bulan setelah bencana Tsunami (gelombang laut besar) menyapu sebagian Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumut.
Dalam bencana di NAD itu, ratusan ribu orang meninggal dan hilang.
Ratusan personil angkatan bersenjata Australia, termasuk mereka yang gugur dan luka-luka dalam tragedi jatuhnya Sea King di Nias itu, beberapa bulan sebelumnya telah bertugas di NAD guna membantu para korban bencana Tsunami.
Pemerintah Indonesia memberikan medali penghargaan tertinggi yang diberi nama “Satya Lencana Kebaktian Sosial” kepada mereka yang gugur dan luka-luka dalam misi tersebut.
Pemerintah Australia termasuk di antara sedikit negara sahabat yang langsung memberikan bantuan kemanusiaan konkret sejak awal bencana Tsunami 26 Desember 2004 dan gempa dahsyat Nias terjadi 2005 terjadi.
Komitmen Australia untuk senantiasa bersama Indonesia di saat sulit terus terpelihara ketika bencana bertubi-tubi menghantam Indonesia sejak 2004 hingga 2007. (Ant/i)
Tuesday, April 03, 2007
Bangsa Indonesia Tak Akan Pernah Lupakan Pengorbanan Tentara Australia di Nias
Posted by
Al Jeffry An Nias
at
15:17
Labels: News/ Berita