Edisi Rabu, 25 April 2007
Jakarta, (Analisa)
Sejumlah negara donor yang selama ini membantu dana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana alam gempa bumi dan tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menyatakan mendukung program Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias.
Pernyataan dukungan itu terungkap dalam forum koordinasi untuk Aceh dan Nias (Coordination Forum for Aceh and Nias - CFAN)-3 yang dihadiri sejumlah Duta Besar negara sahabat, Perwakilan PBB, Lembaga Swadaya Masyarakat (LASM/NGO) regional, nasional serta internasional di Jakarta, Selasa.
Kepala BRR Aceh-Nias Kuntoro Mangkusubroto mengatakan, CFAN-3 merupakan forum untuk mengintensifkan koordinasi pembangunan kembali Aceh dan Nias pasca bencana gempa dan tsunami bertepatan dengan separuh jalan proses rekonstruksi.
Dalam forum ini juga dibahas mengenai mekanisme penyerahan mandat BRR sebagai persiapan menjelang berakhirnya masa tugas BRR 2009. Sebelumnya, CFAN membahas masalah rehabilitasi dan rekonstruksi secara makro, sementara pertemuan ketiga ini lebih difokuskan pada mekanisme penyerahan mandat.
Forum koordinasi untuk Aceh dan Nias ini diselenggarakan setiap tahun sebagai upaya menyatukan visi dan memfasilitasi pihak-pihak terkait dalam proses rehabitasi dan rekonstruksi, sehingga mereka dapat membahas kemajuan dan tantangan membangun kembali dua daerah yang luluhlantak akibat bencana tersebut.
Ini penting dilakukan karena pasca bencana tsunami BRR, Pemerintah Pusat dan Daerah, LSM lokal dan internasional serta lembaga donor lainnya mengelola hampir 12.000 proyek dan lebih dari enam miliar dolar Amerika Serikat dana rekonstruksi yang dijanjikan, kata Kuntoro.
Menurut dia, CFAN-3 itu sendiri dimaksudkan untuk membicarakan apa yang sudah dicapai selama dua tahun terakhir, terutama setelah BRR dibentuk dan apa yang bisa dilakukan dua tahun ke depan serta strategi apa yang akan digunakan, di samping kendala krusial yang bisa menunda upaya pencapaian sasaran.
Pada acara yang dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) Muhammad Nazar dan sejumlah pejabat teras di Provinsi NAD itu juga disampaikan hasil yang diperoleh dari pertemuan teknis kepada para pemimpinan dan pembuat kebijakan yang terlibat dalam kegiatan rekonstruksi di daerah tersebut.
Semua permasalahan dan rekomendasi sektor maupun tematis dipresentasikan dalam forum tersebut, sehingga bisa mendapatkan jawaban maupun komentar dari para pemimpin yang mewakili lembaga-lembaga tersebut, termasuk pemangku kepentingan diberikan kesempatan menyuarakan opini dan kekhawatirannya.
Terkait dengan kesempatan itu pula, sejumlah negara donor menyatakan dukungan dan memberi komitmen kepada BRR yang selama ini telah bekerja untuk kepentingan rakyat Aceh dalam dua tahun terakhir seperti disampaikan Duta Besar Kanada untuk Indonesia John Holmes dalam forum tersebut.
Menurut dia, CFAN-3 telah memberikan semua pemangku kepentingan suara untuk membahas masalah Aceh dan Nias di masa mendatang. Ini merupakan kesempatan bagi kedua daerah untuk merefleksikan apa yang sudah dicapai dua tahun sebelumnya serta mencari jalan kemajuan melalui eksplorasi pemikiran lebih baik ke depan.
Dalam forum yang dihadiri pemangku kepentingan daerah di provinsi ujung paling barat di Indonesia itu, John Holmes menilai penyelenggaraan CFAN-3 sangat tepat, yakni setelah Aceh memiliki pemimpin baru yang dipilih melalui jalur paling demokratis.
"Wakil-wakil baru ini akan mempunyai kesempatan untuk menyumbangkan visi mereka dalam proses rekonstruksi, sehingga kita bisa memulai pengalihan tanggung jawab BRR ke pemerintah daerah," kata Holmes.
Sementara Direktur Misi USAID di Indonesia William M Frej mengatakan, pihaknya sangat antusias berpartisipasi dalam semua aspek CFAN-3. Forum ini merupakan suatu pola konsultasi besar yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam rekonstruksi Aceh, ujarnya.
"Kami sangat menghargai upaya-upaya untuk menghadirkan dan melibatkan perwakilan yang baru terpilih dari rakyat Aceh pada pertemuan penting ini," kata pada acara yang dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala BRR Aceh-Nias Kuntoro Mangkusubroto dan sejumlah Duta Besar negara sahabat.
Oleh karena itu, William M Frej menyatakan pentingnya suatu konsep setelah masa tugas BRR berakhir di Provinsi NAD dan Nias. Konsep tersebut penting sebagai upaya memberi informasi mengenai program rekonstruksi yang telah dicapai selama dua tahun terkahir dan mempertajam langkah ke depan.
"Program rekonstruksi donor internasional telah dicapai hasil yang diinginkan dan dan ketika lembaga-lembaga istimewa seperti BRR telah mencapai periode akhir, pemerintah lokal tingkat provinsi, kabupaten/kota akan mulai memegang tanggung jawab di bidang sosial, ekonomi dan pembangunan demokrasi Aceh," katanya. (Ant)
Wednesday, April 25, 2007
Negara Donor Komit Dukung Program BRR NAD-Nias
Posted by
Yayasan Peduli Muslim Nias
at
08:29
Labels: News/ Berita