Alhamdulillah, telah berdiri sebuah Yayasan Peduli Muslim Nias, pada tanggal 13 Ramadhan 1427 H. bertepatan dengan 06 Oktober 2006 M. di Jakarta. Yayasan yang digagas oleh warga muslim Nias yang ada di Jagodetabek dan Bandung ini. Nantinya, yayasan ini akan berusaha mencari jalan untuk memfasilitasi upaya pemulihan kembali kehidupan masyarakat Nias pasca tsunami dan gempa di Nias.
Sebagiamana diketahui, penderitaan masyarakat Nias sangat berat. Betapa tidak, Nias dua kali terkena bencana alam yang dahsyat. Pertama, tsunami 26 Desember 2004 bersamaan dengan Aceh. Kedua, gempa bumi yang terjadi 28 Maret 2005 yang lalu. Bencana alam tersebut banyak memakan korban jiwa dan telah memporak-porandakan banyak bangunan, tidak terkecuali mesjid dan mushalla.
Berdasarkan catatan, separoh mesjid di Nias mengalami kerusakan. Terdapat 77 mesjid dan mushalla, termasuk juga madrasah (sekolah) mengalami kerusakan. Jumlah mesjid dan Mushalla di seluruh Nias 154 buah. Rusak 77 buah, berarti separoh atau 50% rusak. Dari 77 mesjid tersebut, tercatat yang rusak parah dan ambruk sebanyak 32 buah yang terletak di empat kota yang cukup banyak ummat Islamnya, yaitu Gunung Sitoli, Lahewa, Teluk Dalam dan Sirombu.
Selama hampir dua tahun peristiwa tsunami dan gempa berlalu, dari 32 buah mesjid dan mushalla yang rusak parah itu, sebagaimana yang diceritakan oleh Azhar Chaniago, mantan Ketua Muhammadiyah Kabupaten Nias, baru empat buah yang dibangun kembali dengan permanen, yaitu Mesjid Ladara Tuhemberua, Mesjid Taqwa Tetehosi, Mesjid Taqwa Desa Boyo dan Mesjid Lagundri Nias Selatan. Mengapa baru sedikit yang dibangun? Penyebab adalah beban biaya terlalu besar, sedang sumber dana yang dapat diharapkan dari ummat Islam setempat sangat sedikit. Apalagi jumlah ummat Islam di Nias juga sedikit, sekitar 31.227 jiwa atau 4.47% dari seluruh penduduk Pulau Nias. Kebanyakan mereka terkena kedua musibah di atas.
Donatur-donatur yang selama ini menyerahkan sebagian infaqnya untuk kegiatan keagamaan, seperti pedagang asal Sumatera Barat, pergi meninggalkan Nias. Sriwijaya Post, 1 April 2005 memberitakan, bahwa ribuan warga Minang meninggalkan Nias. Sebagaimana kata Taswin, Pengurus Ikatan Keluarga Malalo (IKMAL) Sumbar : “Sudah tidak ada lagi harapan kami di sana. Rumah semua hancur dan kami kekurangan makanan. Untuk berusahapun mungkin butuh waktu lama”. Boleh jadi hal serupa dilakukan pula oleh yang lainnya meninggalkan Nias.
Ummat Islam di Nias berharap agar pemerintah dapat membangun kembali mesjid dan mushalla yang rusak parah, terutama yang berlokasi di kota. Beberapa mesjid sudah ada yang diberi bantuan dana, tetapi belum memadai. Tentu harus disadari pula bahwa kemampuan pemerintah juga terbatas. Oleh karena itu perlu swadaya masyarakat, baik di Nias sendiri maupun di luar Nias.
Warga muslim asal Nias yang sudah lama di perantauan, terus memonitor kondisi di Nias ini. Banyak saudara-saudara mereka yang masih di Nias menceritakan kondisi yang sangat menyedihkan hati itu. Sebenarnya ummat Islam asal Nias di perantauan ini tidaklah banyak, karena sumbernya juga sedikit. Dalam daftar alamat Keluarga Muslim Nias se-Jabodetabek, tercatat 185 kepala keluarga. Walau sedikit namun mereka mempunyai semangat dan niat yang kuat untuk membantu saudara-saudaranya ummat Islam di Nias.
Gagasan Mendirikan Yayasan
Upaya-upaya mencari bantuan yang dilakukan oleh perorangan perlu diformalkan dalam bentuk Yayasan. Oleh karena itu pada acara silaturrahmi warga Muslim Nias hari Minggu tanggal 17 September 2006, di rumah Teuku Syaiful Anwar di Munjul - Jakarta Timur, disepakati membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Peduli Muslim Nias. Yayasan ini berusaha mencari jalan untuk memfasilitasi upaya pemulihan kembali kehidupan masyarakat Nias pasca tsunami dan gempa, khususnya dalam rangka membangun kembali mesjid, mushalla dan madrasah yang rusak.
Haji Muhammad Danial Tanjung, mantan anggota DPR RI kelahiran Gunung Sitoli, selaku Ketua Pembina Yayasan Peduli Muslim Nias, mengatakan bahwa tujuan pendirian Yayasan ini juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari partisipasi warga muslim Nias di perantauan dalam pelaksanaan pembangunan di Nias.
Didahului dengan beberapa kali pertemuan, maka pada hari Jum’at, 13 Ramadhan 1427 H bertepatan dengan 06 Oktober 2006, di depan Notaris Drs. A. Taufiqurrahman S, SH ditanda-tangani Akta Notaris Pendirian Yayasan Peduli Muslim Nias; sekaligus tanggal tersebut di atas menjadi tanggal kelahiran yayasan. Kantor pusat yayasan ini berkedudukan di Jakarta dan dapat saja membuka kantor cabang di daerah.
Pembina, Penasehat, Pengawas sampai kepada Pengurus Yayasan Peduli Muslim Nias, sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak sehingga yayasan ini dapat menindak-lanjuti suatu panggilan tugas yang sangat terkenal di Nias : “Aine tahaogö mbanuada”, tentu saja dengan niat karena Allah (lillaahi ta’ala).
Kepada para muzakki, donatur, dermawan dipersilahkan menyalurkan bantuannya, zakat, infaq, sedekah dan lain-lain melalui rekening tersebut di atas. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Yayasan akan membuka rekening di beberapa bank lagi. Pengurus Yayasan akan mengkoordinir penyalurannya dengan pihak terkait di Nias, sesuai prioritas dan kemampuan yang ada.(Ysf)
Monday, October 09, 2006
Profil Singkat
Posted by Yayasan Peduli Muslim Nias at 17:27
Labels: Foundation/ Yayasan