Friday, March 16, 2007

Nasib 8.000 Guru MDA Memprihatinkan: "Gaji Dibayar Sebotol Minah"

Medan, WASPADA Online, 15 Mar 07 21:30 WIB

Nasib 8.000 lebih guru Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) di Sumut masih memprihatinkan, karena umumnya mereka hanya memperoleh gaji Rp40 ribu/bulan, dan tak jarang juga di daerah-daerah dibayar sebotol minyak tanah atau Minah dan seliter beras.

Ketua Persatuan Guru Madrasah Diniyah Awaliyah (PGMA) Sumut, Syahrial Aidi, SAg mengemukakan hal itu ketika memberi sambutan pada acara Workshop PGMDA Sumut yang diikuti 30 peserta guru MDA se-Sumut sejak 14-19 Maret di LPP Jalan Williem Iskandar Medan Estate, Rabu (14/3).

Hadir pada kesempatan itu di antaranya Ketua PGSI Drs. Isahuddin Sitorus, Kadis Pendidikan diwakili Iwan Faizan dan utusan Pemko Medan. Meski mereka dibayar dengan minyak tanah atau beras, namun guru-guru tetap ikhlas memberikan pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa di republik tercinta ini, kata Syahrial Aidi.

Meski penghasilan yang diperoleh tidak memadai, namun Syahrial berharap bagi peserta yang ikut workshop serius. Karena kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kualitas guru MDA, dan sekaligus diharapkan dapat membina para guru MDA di daerahnya.

Anggota DPRD Sumut Raden Muhammad Syafii ketika membuka workshop mengakui, kehidupan para guru MDA cukup memprihatinkan. Namun, lanjutnya, para guru selalu bekerja dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih, karena mereka bekerja karena Allah SWT.

Raden pada kesempatan itu mengaku pernah terenyuh perasaannya ketika menerima aksi para guru MDA di DPRD Sumut beberapa yang lalu; memprotes pemotongan uang kesejahteraan mereka dari dana APBD sebesar Rp1 miliar. Menurut Raden, pada RAPBD mendatang ini pihaknya telah mengajukan anggaran kesejahteraan bagi guru MDA sebesar Rp3 miliar. Dana untuk tunjangan kesejahteraan itu suatu hal wajar, karena guru MDA juga turut serta dalam mencerdaskan bangsa.

Semua pihak baik eksekutif maupun legislatif, lanjutnya, harus memiliki perhatian terhadap guru MDA. "Kita harus merasa bersyukur dan bangga atas keberadaan para guru MDA,"ujarnya. Raden pada kesempatan itu menyatakan, sekarang ini keimanan anak-anak sedang diperangi berbagai kemaksiatan, terutama adanya upaya pihak yang tak bertanggung jawab untuk membuat anak-anak menjadi korban malapetaka narkoba.

Ketua panitia workshop, Nur Aisyah Damanik, sebelumnya menjelaskan, dari 30 peserta yang ikut workshop akan dipilih 3 orang peserta terbaik untuk diberi penghargaan. (m33) (ags)