Thursday, April 12, 2007

Polres Nias Amankan Seorang Mahasiswi dari Rumah Dinas Kasubbag Hukum Setda Nias

Rabu, April 11th, 2007 at 10:48 pm

Nias (SIB)
Rumah dinas Kasubag Hukum Setda Kabupaten Nias, Krispinus Baeha didobrak oleh anggota Satpol PP Nias didampingi Wakil Ketua DPRD Nias dari partai pelopor, Sirila Baeha serta sejumlah aparat keamanan Polres Nias.

Sebelumnya, Krispinus Baeha yang sedang berada di Jakarta memerintahkan Suyanto untuk mengosongkan rumah tersebut.
Selanjutnya, Suyanto ketakutan karena pada saat kejadian massa sudah berada diluar, namun Krispinus melalui telepon selularnya meminta bantu kepada Ketua DPC KOWRI Kabupaten Nias untuk mengamankan agar tidak dilakukan penangkapan oleh keamanan serta tidak diganggu oleh massa. Atas permintaan tersebut pengurus DPC KOWRI Kabupaten Nias dan sejumlah wartawan yang berada di lokasi menyuruh keluar mahasiswa dan mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Nias yang sedang berada dalam rumah tersebut.
Namun yang keluar satu orang mahasiswa dan satu orang mahasiswi dan satu Satpol PP yang juga ditugaskan untuk menjaga rumah tersebut, namun masyarakat masih menunggu di luar karena menurut mereka masih ada 1 orang lagi mahasiswi yang belum keluar sehingga massa menunggu jam 18.00 WIB malam.
Setelah itu Abibus Baeha datang ke lokasi dan massa mulai berdatangan. Akhirnya petugas Polres Nias meminta kepada keluarga pemilik rumah untuk membuka pintu secara paksa untuk memastikan apakah dugaan masyarakat masih ada mahasiswi yang diduga oleh massa masih berada di dalam rumah. Setelah diizinkan oleh kelurga Krispinus Baeha, akhirnya dia minta Ketua DPC KOWRI satu utusan untuk melihat di dalam rumah. Namun Ketua DPC KOWRI kecewa karena Kepala BPM Kabupaten Nias, Drs Fanolo MSi melarang wartawan memasuki rumah tersebut walaupun aparat keamanan sudah mengizinkan.
Kemudian aparat keamanan memasuki rumah tersebut ternyata menemukan salah seorang mahasiswi yang berinisial MZ (bukan nama asli). Selanjutnya pihak Polres membawa keluar menutup muka dengan kain hitam yang mana ribuan massa menunggu diluar merasa kecewa karena muka perempuan ditutup dengan kain hitam.
Setelah dibawa ke Polres, mahasiswa tersebut mengaku dua perempuan dan dua laki-laki, namun karena permintaan dari petugas Kepolisian melarang wartawan meliput untuk tidak mendengar wawancara terhadap mahasiswi tersebut yang mengaku dirinya bermarga Harefa. Kalau mau memperoleh informasi silahkan menghubungi Kapolres Nias karena beliau yang punya wewenang memberi penjelasan, katanya.
Terungkap kasus ini karena pegawai rumah sakit umum Gunungsitoli sudah sering melihat perempuan memasuki rumah dinas ini dalam keadaan tertutup dan kejadian tanggal 11 April 2007 ini mereka melihat 2 pasang ini telah memasuki rumah pada jam 11.00 WIB siang. (LZ/y)