Jum'at, 09 Maret 2007, Dialog Jum'at Republika Online
"Hanyalah yang memakmurkan masjid - masjid Allah lah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk gololngan orang-orang yang mendapat petunjuk.” ( QS At-Taubah [9]:18)
Masjid dibangunkan bukan saja sebagai tempat kemudahan beribadat, tetapi juga untuk menjadi katalis pembangunan dan lambang keutuhan serta kesatuan umat Islam. Jika kita menyorot sejarah, kelahiran negara Islam yang pertama berasaskan tauhid, persaudaraan dan kesatuan. Asas yang kukuh itu terpancar daripada masjid.
Masjid Nabawi telah menjadi pusat aktivitas Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam. Di masjid inilah Baginda merancang dan membangun umat. Sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya juga memelihara sunah itu, hinggalah Islam berkembang ke seluruh semenanjung Tanah Arab dan seterusnya ke Eropa, Cina, Asia, dan seluruh dunia seperti yang kita lihat pada hari ini.
Konsep dan fungsi masjid di zaman awal Islam itu mempunyai makna yang cukup besar untuk diteladani. Sekurang-kurangnya dalam konteks bagi memakmurkan dan memeriahkan masjid dengan menyusun rancangan-rancangan yang teratur dan strategis.
Dengan kata lain, masjid bukan hanya sebagai tempat sembahyang berjamaah setiap waktu, tetapi juga masjid harus mampu menjadi sebagai sebuah pusat di mana umat belajar dan merujuk masalah-masalah keagamaan yang dihadapi oleh masyarakat.
Siapa yang memakmurkan masjid, dia akan selalu mendapat perlindungan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, ''Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat perlindungan Allah SWT pada saat tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya, yaitu: pemimpin yang adil; pemuda yang selalu beribadah kepada Allah SWT; seseorang yang selalu terikat hatinya ke masjid; dua orang yang saling cinta kepada Allah, mereka bersatu dan berpisah karena-Nya; seseorang yang apabila dibujuk (untuk berbuat dosa) oleh wanita cantik dan mempunyai kedudukan, maka orang itu berkata 'saya takut kepada Allah SWT'; seseorang yang beribadah secara sembunyi-sembunyi dan seseorang yang mengingat Allah (dzikrillah) di tempat yang sepi sampai ia mencucurkan air matanya.''
(Hadis riwayat Bukhari-Muslim).
Menjadi pusat keberkahan
Menurut Ustadz Saifullah dari Majelis Az-Zikra, masjid merupakan pusat keberkahan. ''Siapa yang ingin mendapatkan keberkahan dan keselamatan, maka datanglah ke masjid,'' katanya kepada Republika, Rabu (7/3).
Sayangnya, kata dia, banyak umat Islam saat ini yang membangun fisik masjid, rajin dan semangat memungut dana untuk membangun masjid tapi tidak membangun jamaah. ''Bangunan masjidnya mentereng tapi sayang jamaahnya hanya dua-tiga orang, apalagi bila shalat shubuh,'' ujarnya
Padahal, sambung Ustadz Saifullah, orang yang datang ke masjid untuk memakmurkan masjid seperti disebutkan dalam Alquran surat At-Taubah ayat 18, Allah SWT membuat semacam “tanda” baginya. ''Salah satu ciri dari orang yang beriman adalah mau datang ke masjid untuk memakmurkan masjid, untuk shalat berjamaah.''
Bahkan, mengutip sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan Ibnu Majah, dengan tegas Rasulullah SAW bersabda: ''Apabila kamu melihat seseorang pergi ke dan pulang dari masjid, maka saksikanlah bahwa dia adalah beriman.'' Jadi, orang yang rajin datang ke masjid untuk shalat jamaah, bukti dari keimanan seseorang, tambahnya.
Hal sama ditegaskan pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatun Nisaa Bogor yang juga Penasehat Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bogor, KH Khaerul Yunus. Kiai Yunus kemudian mengutip sebuah sabda Rasulullah SAW yang artinya, ''Tidak sah shalat bagi tetangga masjid kecuali berjamaah di masjid.''
Dia mengakui banyak pihak yang menyebutkan hadis tersebut (lemah), namun menurut dia bisa jadi hadis ini lemah dari segi sanad (periwayatan), tapi dari segi matan (tekstualnya) sesungguhnya memiliki makna yang sangat penting. ''Memang berjamaah dalam artian memakmurkan masjid apalagi saat seperti sekarang, negeri kita sering dilanda musibah dan bencana, maka mendatangi masjid sangat penting.''
Karena itu, kata dia, suatu ketika Rasulullah SAW pernah bersabda: ''Apabila aku diberi kewenangan oleh Allah SWT untuk membakar rumah-rumah mereka yang tidak mau berjamaah di masjid, maka aku serahkan kepada seseorang yang mengimami shalat dan aku membawa obor untuk membakar rumah-rumah mereka.'
Menurut Kiai Yunus, dari hadis tersebut terungkap ajakan untuk mendorong umat Islam, mulai orang dewasa hingga remaja dan anak-anak untuk gemar datang ke masjid. ''Tentu saja bukan semata untuk shalat, tapi juga untuk taklim (belajar), berdiskusi, kegiatan sosial serta kegiatan lainnya. Tidak hanya itu, pengembangan ekonomi syariah juga bisa dilakukan di masjid,'' tegasnya. dam
( tri )
Saturday, March 10, 2007
Allah Selalu Lindungi Pemakmur Masjid
Posted by Yayasan Peduli Muslim Nias at 13:07
Labels: Articles/ Artikel