Friday, March 09, 2007

Ngarai Sianok Runtuh

09 Mar 07 00:32 WIB - Bukit tinggi, WASPADA Online

Gempa yang terjadi terus menerus di Provinsi Sumatera Barat mengakibatkan Ngarai Sianok di Kota Bukit Tinggi runtuh. Kondisi udara di kota wisata itu berkabut, dan sebagian masyarakat terpaksa memakai masker menghindari debu. Akibat runtuhnya Ngarai Sianok, warga disekitar lokasi terpaksa diungsikan. Selain itu jalan tertutup karena jembatan tertimbun tanah. Sementara objek wisata Lobang Jepang yang bersebelahan dengan Ngarai Sianok juga ditutup bagi masyarakat.

Wartawan Waspada, Iskandar Hasibuan di Kota Bukit Tinggi melaporkan, masyarakat yang bermukim di sekitar ngarai maupun di lereng ngarai memilih tinggal di luar rumah, karena hingga Kamis (8/3) getaran gempa masih terasa, meski tidak sekuat kemarin.

Terlihat jelas, setiap ada getaran gempa ngarai berdebu sehingga kondisi udara di Kota Bukit Tinggi tidak bersahabat. Satpam Objek Wisata Lobang Buaya mengatakan, ditutupnya objek wisata itu guna menghindari bahaya yang akan ditimbulkan.

"Bukan soal untung dan rugi, tetapi keselamatan masyarakat harus kita pikirkan," kata dia, melarang Waspada masuk ke wilayah itu mengambil foto. Walikota Bukit Tinggi, H. Jufri yang dihubungi Waspada di kantornya, Kamis mengatakan, telah menjadikan daerah itu status darurat. "Kita telah menjadikan wilayah itu status darurat, serta mengimbau kepada masyarakat tetap waspada, sebab getaran gempa tetap datang," ujarnya.

Lampu Mati, Pengungsi Mengeluh
Sementara itu, pengungsi di Kota Bukit Tinggi, Padang Panjang serta Batu Sangkar khusunya Kec. Batipuh mengeluh akibat seringnya mati lampu. Warga pengungsi dari Ngarai Sianok, Sahran mengaku telah dua kali menghubungi Posko Peduli PLN menanyakan masalah itu, sebab banyak warga sakit-sakitan. "Mengapa lampu untuk pengungsi sering mati, tapi lampu disepanjang jalan hidup terus," tanyanya.

Sedangkan data di Posko Satlak PBP Limapuluh Kota, gempa mengakibatkan sekira 100 bangunan di wilayah Kec. Situjuah Limo Nagari dan Kec. Lareh Sago Halaban hancur dengan kerugian sekira Rp4,4 miliar. Sekretaris Pelaksana Harian Satlak PBP Limapuluh Kota, Jhon Redi mengatakan, bantuan untuk masyarakat terkena gempa telah diberikan berupa beras dan makanan ringan seperti mi instan dan lainnya. "Masalah anggaran bantuan kepada warga masih dalam pendataan dan pembicaraan dengan instansi terkait lainnya."

Di wilayah Sumani dan Kota Solok serta Singkarak, daerah terparah, terlihat masyarakat mulai membersihkan reruntuhan bangunan. Khusus di Pasar Solok dan disekitar SD 06 Sumani, terlihat alat berat Pemko Solok serta Satuan Polda Sumbar bersam masyarakat setempat membersihkan reruntuhan bangunan yang sebelumnya terbakar. (a20)