Thursday, March 29, 2007

Ruas Jalan Gunungsitoli-Tuhemberua Masih Rusak Parah

Laporan Wartawan Kompas Khaerudin

GUNUNGSITOLI, KOMPAS - Ruas jalan provinsi dari Gunungsitoli menuju Tuhemberua di Utara Pulau Nias saat ini kondisi rusak parah dan memprihatinkan. Selain jalan, hampir semua jembatan di ruas ini rusak dan membahayakan pengendara.

Kerusakan terparah ada di ruas jalan antara Kecamatan Tuhemberua hingga ke Kecamatan Sawo. Sedikitnya lima jembatan di ruas ini dalam kondisi rusak parah dan miring fondasinya. Jembatan Sungai Alo’oa di Desa Banuagea Kecamatan Tuhemberua misalnya, selain fondasinya miring kondisi jembatan juga berlubang di sana sini. Lubang di jembatan yang alasnya berupa kayu ini menganga hingga diameter 50 centi meter.

Saat Kompas melewati jembatan tersebut, Rabu (28/3) sempat menyaksikan truk ukuran sedang terjebak karena roda belakang masuk ke dalam lubang. Pengemudi bersama kernet dibantu oleh pengguna kendaraan lain bergotong royong mengeluarkan roda belakang truk agar kendaraan lain bisa melintas.

Ruas jalan di Kecamatan Tuhemberua ini juga sangat memprihatinkan. Selain hampir rata-rata aspal jalan terkelupas, di beberapa ruas jalan sama sekali tidak beraspal. Di Desa Banuagea, sepanjang dua kilo meter jalan di pinggir pantai hanya berupa batu koral dan bekas karang. Air menggenangi jalan di beberapa tempat dan terpaksa membuat pengemudi kendaraan ekstra hati-hati.

Menurut seorang pengemudi yang biasa melewati rute tersebut, Firman, jarak Gunungsitoli-Tuhemberua sekitar 50 kilo meter harus ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Kadang kondisi jalan yang rusak ini membuat sopir-sopir kendaraan cukup stres.

Proyek pengerjaan rehabilitasi jalan oleh Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) NAD-Nias baru di beberapa ruas, terutama yang masih berada di pinggiran kota Gunungsitoli, Ibu Kota Kabupaten Nias. Sementara ruas jalan yang semakin mendekati arah pedalaman, masih belum dikerjakan.

Kepala Desa Sisarahili Teluk Siabang Kecamatan Sawo, Manueli Telaumbanua menuturkan, warga kadang kesulitan memasarkan hasil pertanian mereka karena akses ke Gunungsitoli hanya melewati ruas jalan yang rusak tersebut. Selain itu, potensi wisata di Kecamatan Sawo, seperti Teluk Siabang juga sulit diakses pengunjung.

“Padahal hampir setiap hari Sabtu dan Minggu, ratusan orang dari Gunungsitoli berwisata ke Teluk Siabang. Sayang kalau jalan menuju ke sini rusak parah,” kata Manueli.