Apr 02, 2007 at 10:39 PM
Medan (SIB)
Kota Sibolga di Sumatera Utara tercatat sebagai kota dengan inflasi tertinggi di Indonesia pada bulan Maret lalu dengan tingkat inflasinya mencapai 1,91 persen.
“Pada bulan Maret 2007 dari 45 kota Indeks harga Konsumen (IHK) di Indonesia yang mengalami inflasi sebanyak 36 kota. Dari 36 kota itu inflasi tertinggi tercatat di Sibolga, sedangkan terendah di Ternate,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, H.M Nasir Syarbaini, SE, di Medan, Senin.
Batam sendiri yang selama ini dikenal sebagai kota “mahal” pada Maret lalu justru mengalami deflasi. Batam bahkan mengalami deflasi tertinggi dibandingkan delapan kota lainnya yang mengalami deflasi atau tinggal 0,50 persen.
Secara umum, inflasi di Sumut pada bulan Maret sebesar 0,22 persen atau lebih rendah dari angka inflasi pada Februari bahkan angka nasional pada bulan yang sama yakni Maret yang masih sebesar 0,24 persen.
“Inflasi di Sumut pada Maret sebenarnya sudah bisa lebih kecil karena harga beras sudah mulai turun. Tapi karena terjadi kenaikan harga cabe merah yang sangat besar termasuk daging ayam ras dan kontrak rumah, maka tingkat inflasi pada bulan itu masih tinggi juga atau 0,22 persen,” katanya.
Pada April ini, tingkat inflasi di Sumut diperkirakan akan mengalami penurunan lagi karena harga jual beras diperkiran terus turun akibat memasuki masa panen.
Pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) Drs John Tafbu Ritonga M.Ec mengatakan tingkat inflasi yang tinggi di Sibolga merupakan salah satu dampak pembangunan di Nias dan Nias Selatan pasca musibah gempa bumi tahun 2005.
Sibolga salah satu daerah yang terdekat dengan Nias dan Nias Selatan sehingga daerah itu menjadi pintu masuk berbagai barang kebutuhan ke Nias yang akhirnya mendorong kenaikan berbagai harga di daerah itu.
NILAI EKSPOR SUMUT CAPAI 5,1 MILIAR DOLAR AS
Nilai eskpor Sumut Januari-November 2006 mencapai 5,1 miliar dolar AS atau meningkat 22,35 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2005 yang masih sebesar 4,1 miliar dolar AS, kata Kepala Badan Pusat Statistik Sumut, H.M Nasir Syarbaini, S.E, di Medan, Senin.
Peningkatan ekspor pada tahun lalu itu dipicu oleh kenaikan nilai ekspor pada sektor pertanian sebesar 44,15 persen atau dari 1,1 miliar dolar AS menjadi 1,6 miliar dolar AS pada Januari - November 2006.
“Nilai eskpor untuk sektor industri juga mengalami peningkatan sebesar 14,28 persen atau dari 3 miliar dolar AS menjadi 3,5 miliar dolar AS meski secara keseluruhan, kontribusi ekspor sektor itu mengalami penurunan dari 73,28 persen menjadi 68,45 persen,” katanya.
Menurut dia, pada tahun lalu tidak ada perubahan berarti dalam kegiatan ekspor Sumut itu dari tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari jenis barang yang di ekspor hingga negara tujuan ekspornya.
Negara tujuan ekspor terbesar Sumut ke negara Asia adalah Jepang, China, India dan Pakistan, sementara ke negara Eropa terbesar ke Belanda dan Jerman.
Ekspor ke benua Asia lainnya, Uni Eropa dan Asean mencapai 9,52 persen, disusul Afrika 6,22 persen, ke Amerika Utara, Timur Tengah 5,53 persen, Eropa lainnya 3,54 persen, Amerika Latin 3,42 persen dan Oseania 1,22 persen.
“Realisasi eskpor Sumut 2006 yang sudah sebesar 5,1 miliar dolar AS pada Januari-November itu sudah di atas target tahun 2006 yang hanya sebesar 4,37 miliar dolar AS,” katanya.
Inflasi Maret 0,24 Persen
Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada bulan Maret 2007 sebesar 0,24 persen, atau lebih dari inflasi Bulan Februari sebesar 0,62 persen.
Inflasi 0,24 persen itu sudah sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia dan para pelaku pasar yang memrediksi angka dibawah 0,5 persen.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Rusman Heriawan dalam jumpa pers di lantai 10, kantor BPS, Jalan Sutomo, Jakarta, Senin (2/4).
"Harga beras turun 0,48 persen jadi ada penurunan harga beras secara nasional. Memang ada kota yang harga berasnya naik, tapi pengaruh penurunan di kota lain lebih berpengaruh terhadap inflasi Maret," ujarnya.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2007 sebesar 1,91 persen. Sedangkan laju inflasi year on year Maret 2007 terhadap Maret 2006 sebesar 6,52 persen.
Inflasi komponen inti pada bulan Maret 2007 sebesar 0,17 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Maret) 2007 sebesar 1,48 persen, sedangkan laju inflasi komponen inti year on year (Maret 2007 terhadap Maret 2006) sebesar 5,87 persen. (Ant/Detikcom/l)
Tuesday, April 03, 2007
Sibolga Alami Inflasi Tertinggi di Indonesia (Dampak Pembangunan di P. Nias)
Posted by
Yayasan Peduli Muslim Nias
at
09:40
Labels: News/ Berita